PUISI PUISI LAGI

Jakarta,
Menjadi tempat awal cerita bahagia,
Juga saksi tangisan mereda,
Jakarta,
Tempat muda-mudi berhura-hura,
Sebagian menghabiskan harta orangtua,
Sebagian lagi hasil keringat kerja.
Persetan dengan peraturan,
Banyak orang Jakarta yang selalu melanggar.
Terlatih buta akan setiap peraturan,
Atau memang buta benaran?
-----
Tidak ada selamanya
Apa yang kita punya akan hilang pada waktunya
Semua akan selesai pada masanya
Hanya karena semua tlah selesai
Bukan berarti semua hubungan telah usai
Kita,
Masih bisa seperti ddulu
Membuka lembaran baru
tanpa mengungkit hubungan yang telah lalu
Bersikap layaknya teman,
Akrab seperti sepasang sahabat,
Walau menyimpan kenangan,
Juga rasa yang masih tersirat
----
Lelah,
Inikah saat yang tepat untuk menyerah?
Menyerah dari segala hal yang kuperjuangkan sendiri,
Tanpa kau yang memperjuangkanku kembali
Awalnya aku berfikir,
Bisa menggantikan kekasih mu dimasa lalu,
Menghilangkan sisa sisa manis perempuan itu,
Tapi nyatanya aku payah,
Terlalu lemah untuk menggantikan dia yang begitu sempurna
Dia yang selalu kau sebut sebut ketika rindu,
Dia yang selalu hadir dalam fikiran sebelum tidurmu,
Sekali lagi, dia, bukan aku.

Comments

Popular posts from this blog

Tulisan sedih

Tulisan pengantar tidur.

(Bukan) Puisi