Pernah?

Kalau ditanya, "pernah sedih ngga?" 
Semuanya pasti pernah. 
Kalau ditanya lagi, "pernah nangis ngga?" 
Semuanya juga pasti pernah.
Kalau belum pernah, bukan manusia. 

Sedih tanpa alasan, nangis tanpa sebab, pernah? Terlalu banyak hal yang ada dikepala, sampai nggak paham apa yang disedihin, nggak ngerti apa yang ditangisin. Saking banyaknya. 

Rasanya seperti ingin berteriak sekencang-kencangnya. Meluapkan semuanya lewat ucapan, lalu, setelah teriakan reda, masalah pun ikut selesai. Tapi, seperti hal yang sangat mustahil ya? Selain memakan kepala sendiri. 
Satu-dua hal bahkan tiga-empat sampai lima kejadian datang silih berganti. Ada yang menunggu masalah lama hingga selesai baru menetap, juga ada masalah yang ingin buru-buru sekali bertemu kepada pemiliknya, lalu bersanding dengan masalah lama yang belum selesai. 

Kalau dibilang lemah, memang lemah. Terserah kalian mau menilai ini bagaimana. Tapi untuk kali ini saya memang benar-benar payah. 
Sampai seorang teman datang kepada saya, menanyakan apa yang sedang terjadi, lalu memberikan yang menurutnya solusi. Padahal jelas sekali itu hanya sebuah kalimat basa-basi. Tetapi sebagai teman yang baik tetap saya hargai.

Mungkin berhari-hari saya larut dalam keadaan seperti ini. Sampai akhirnya hari itu datang, lupa tanggal dan bulannya, yang jelas hari Kamis malam kalau tidak salah. Saya menceritakan semua ini kepada seseorang yang sangat saya percaya, seseorang yang sangat saya harapkan usia di dunianya sangat lama, seseorang yang selalu saya sebut sehabis ibadah agar sehat selalu. Saya menceritakan segala kegelisahan yang tidak menemui titik terang ini kepadanya. Kebetulannya Beliau sedang memiliki masalah juga. Tetapi masalah yang Beliau hadapi tentu lebih besar dari saya. Kalian tidak perlu tahu saya bercerita dari mana hingga sampai mana, yang kalian perlu tahu adalah kami sama-sama menangis. Rasanya di situ saya terutama benar-benar lemah. Kami benar-benar pasrah. Dan nggak habis pikir, disaat seperti itu, Beliau masih bisa menyemangati, Beliau masih bisa memberikan kata-kata motivasi. Beliau masih bisa tersenyum dan berkata, "Kita harus yakin, semua masalah pasti ada solusinya. Kamu harus sabar, kita harus sabar." Saya membalasnya dengan menyeka air mata yang jatuh, kemudian tersenyum. Dalam hati saya malu, Beliau yang memiliki masalah lebih besar dari saya saja masih bisa tersenyum, masih bisa memberikan semangat. Saya lagi-lagi apa? 

Sekarang saya percaya untuk setiap masalah pasti ada solusi, sangat percaya. Kuncinya sabar, kan? Saya tahu itu. Ayah saya pernah bilang, dan saya ingat betul beliau mengatakannya ketika sedang terjadi masalah juga. 

Tadinya diakhir kalimat ini saya ingin memberi sedikit nasihat kepada kalian yang sedang mengalami apa yang pernah saya alami itu. Tetapi tidak jadi karena sampai sekarang untuk menghadapi kembali masalah seperti itu lagi saya hanya bisa nangis. Sampai nggak sadar udah 3 jam nangis. Karena menurut saya, dengan nangis kita bisa lega. Setidaknya sedikit!

Comments

Popular posts from this blog

Tulisan sedih

Tulisan pengantar tidur.

(Bukan) Puisi