Posts

Showing posts from November, 2016

Selamat Hari Ayah!

Tulisan ini seharusnya saya posting pada hari Sabtu, tanggal 12 November kemarin, tepatnya pada peringatan Hari Ayah nasional kemarin. Tetapi karena satu-dua hal halangan maka dari itu saya baru bisa mempostingnya sekarang.  Entah mengapa, saya sangat senang ketika membicarakan topik tentang Ayah, apalagi disuruh bercerita. Bisa-bisa saya menghabiskan berjam-jam hanya untuk memperkenalkan Ayah saya, kemudian berhari-hari untuk menceritakan segala hal tentang Beliau. Dimulai dari apa yang Beliau senangi, sampai tidak senang. Dilanjutkan dengan sifat-sifat yang menjadi panutan bagi kami (Saya, Adik saya, dan Mama saya). Kemudian bagaimana cara Beliau mendidik kami dengan cara yang begitu sederhana. Lagi, tutur kata yang selalu Beliau ajarkan, juga sopan santun yang harus dijunjung tinggi. Nggak ketinggalan, segala hal yang berbau pendidikan agama. Itu salah satu hal yang ditekankan banget oleh Beliau.  Mungkin isi dari tulisan ini sembilanpuluh persen hanya berisi curahan saya tentan

Pernah?

Kalau ditanya, "pernah sedih ngga?"  Semuanya pasti pernah.  Kalau ditanya lagi, "pernah nangis ngga?"  Semuanya juga pasti pernah. Kalau belum pernah, bukan manusia.  Sedih tanpa alasan, nangis tanpa sebab, pernah? Terlalu banyak hal yang ada dikepala, sampai nggak paham apa yang disedihin, nggak ngerti apa yang ditangisin. Saking banyaknya.  Rasanya seperti ingin berteriak sekencang-kencangnya. Meluapkan semuanya lewat ucapan, lalu, setelah teriakan reda, masalah pun ikut selesai. Tapi, seperti hal yang sangat mustahil ya? Selain memakan kepala sendiri.  Satu-dua hal bahkan tiga-empat sampai lima kejadian datang silih berganti. Ada yang menunggu masalah lama hingga selesai baru menetap, juga ada masalah yang ingin buru-buru sekali bertemu kepada pemiliknya, lalu bersanding dengan masalah lama yang belum selesai.  Kalau dibilang lemah, memang lemah. Terserah kalian mau menilai ini bagaimana. Tapi untuk kali ini saya memang benar-benar payah.  Sampai se

PUISI PUISI LAGI

Jakarta, Menjadi tempat awal cerita bahagia, Juga saksi tangisan mereda, Jakarta, Tempat muda-mudi berhura-hura, Sebagian menghabiskan harta orangtua, Sebagian lagi hasil keringat kerja. Persetan dengan peraturan, Banyak orang Jakarta yang selalu melanggar. Terlatih buta akan setiap peraturan, Atau memang buta benaran? ----- Tidak ada selamanya Apa yang kita punya akan hilang pada waktunya Semua akan selesai pada masanya Hanya karena semua tlah selesai Bukan berarti semua hubungan telah usai Kita, Masih bisa seperti ddulu Membuka lembaran baru tanpa mengungkit hubungan yang telah lalu Bersikap layaknya teman, Akrab seperti sepasang sahabat, Walau menyimpan kenangan, Juga rasa yang masih tersirat ---- Lelah, Inikah saat yang tepat untuk menyerah? Menyerah dari segala hal yang kuperjuangkan sendiri, Tanpa kau yang memperjuangkanku kembali Awalnya aku berfikir, Bisa menggantikan kekasih mu dimasa lalu, Menghilangkan sisa sisa manis perempuan itu