[27-Juli-2017]

Sudah lama sekali rasanya hati ini pernah kau tinggali. 
Sudah lama sekali—semenjak saya mulai menata hati.

Kamu, yang saya kira sudah bahagia, lalu tiba-tiba datang lagi tanpa saya pinta. 
Entah apa tujuannya—seolah untuk kali ini, kamu ingin 'kita' ada. 

Sapaan hangat itu sukses membuat wajah saya berseri. 
Canda tawa menjadi bonus untuk perayaan pertemuan kali ini.
Tak lupa, rutinitas bertukar kabar itu kembali. 
Hari itu, saya dan kamu yang tak sempat menjadi kita kembali ada—untuk sekali lagi. 

Saya tak mengerti, apa tujuan dari semua ini. 
Skenario pun sama, sukar untuk saya pahami. 
Lalu, tanpa kompromi dan basa-basi, 
rasa itu muncul lagi. 
Rasa ingin memiliki—seseorang yang belum sempat membukakan pintu hati. 

Benar-benar tak saya sangka, 
segala rasa yang saya pikir sudah sirna, 
kemudian hadir begitu saja hanya karena tawa bahagianya. 

Rumit. segalanya menjadi berbelit. 
Tidak sampai minggu ketiga, kamu dengan gagahnya menjadikan semuanya seperti tidak ada apa-apa. 
Kamu pergi, setelah harapan saya tumbuh untuk sekali lagi. 

Lagi—benar-benar tidak saya sangka. 
Segala harapan yang saya kira akan bahagia nantinya,
ternyata hanya akan menjadi imajinasi selamanya. 

Segala rasa—atau apapun orang bahagia menyebutnya—kamu akan selalu menjadi tanda tanya yang tak akan pernah bertemu dengan jawabannya. 



--dcaesarean.

Comments

  1. Aduh gila, gara-gara baca ini gua jd inget masa lalu gua dik.

    "Lagi-lagi dia pergi, setelah harapan saya tumbuh sekaki lagi."

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. Gapapa, Fina. Asal inget yang baik-baik ya. Hahaha

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tulisan sedih

Tulisan pengantar tidur.

(Bukan) Puisi